Ngais Rezeki Saat Pandemi Covid-19 Dengan Hasil Anyaman "Janur Kuning" -->

adsterra1

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

adsterra3

Ngais Rezeki Saat Pandemi Covid-19 Dengan Hasil Anyaman "Janur Kuning"

, Mei 23, 2021

RIAUEXPRESS, BENGKALIS - Dalam situasi pandemi Covid-19 secara umum yang kini sedang melanda di tanah air Indoneaia, telah nyata berdampak terhadap perekonomian masyarakat. Sehingga berbagai trobosan dilakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari.





Meskipun, pemerintah pusat hingga daerah, bahkan sampai pemerintahan desa telah berupaya untuk mengentaskan masyarakat dalam kesulitan pencaharian untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, dengan menyalurkan bantuan berupa uang tunai. Namun dengan bantuan ini tidak juga bisa menutupi kebutuhan sehari-hari, lantaran bantuan berupa uang tunai sekedar untuk membantu bagi masyarakat yang kurang mampu.





Artinya, berusaha dan bekerja dengan berbekal skill dan ilmu pengetahuan, tetap menjadi acuan utama bagi setiap masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Agar, dengan kondisi pandemi Covid-19 yang sedang melanda di wilayah Indonesia, tidak mengakibatkan lebih terpuruknya perekonomian.





Hal ini disadari oleh seorang warga Bengkalis Abdullah (40). Sehingga pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H/2021 M kemarin, dirinya bersama istri tercintanya, membuat ketupat dari bahan daun kelapa muda (janur kuning), dan jual di pasar Terubuk jalan Kelapapati Laut, kota Bengkalis.





Menurutnya, berdagang ketupat kosong tersebut merupakan jualan musiman setiap menjelang hari Raya Idul Fitri. Dan diharapkan saat hari Raya Idul Fitri dirinya bersama keluarga tetap bisa berhari raya, meskipun dengan kehidupan yang sederhana.





"Memang, membuat ketupat dari Janur kuning ini, bagi yang belum tahu sangat sulit. Karena butuh ketrampilan melipatkan jemari tangan agar daun kelapa muda bisa tersusun menjadi bentuk ketupat sesuai yang kita inginkan. Sehingga bagi orang yang ingin membuat ketupat tetap harus belajar terlebih dahulu, "terang dia.





Disebutkan, dalam situasi pandemi Covid-19, Abdullah juga mengakui sangat berdampak dengan perekonomian keluarga. Karena ruang lingkup bekerja dalam memenuhi kebutuhan keluarga sangat terbatas. Apalagi saat ini sedang diberlakukan penyekatan, dengan tujuan untuk memutus mata rantai penyebaran. Sehingga memang sangat berdampak dengan ekonomi keluarga.





"Namun begitu, seiring kebijakan pemerintah melakukan penyekatan ini, saya sebagai masyarakat umum, sangat sadar hal itu diberlakukan. Karena apapun alasannya, kesehatan masyarakat tetap harus lebih diutamakan melebihi segala-galanya. Oleh karena itu, saya bersama istri saya menjelang hari Raya Idul Fitri berinisiatif membuat ketupat, mudah-mudahan dengan berkah Ramadhan ini bisa terjual semua, "jelas dia.





Sementara itu, pedagang ketupat daun kelapa muda lainnya, Ngalimin (37) yang juga sedang jualan ketupat di pinggiran Jalan Pasar Terubuk mengatakan, bawa dirinya menjual ketupat tersebut pada tiap menyambut hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.





"Tapi, yang jadi kesulitan kita sebagai pengrajin buat ketupat ini, susahnya saat mencari daun kelapa muda (janur kuning). Karena untuk di Pulau Bengkalis, masyarakat sudah tidak banyak menanam pohon kelapa. Kalaupun ada sudah tua, sehingga pohonnya sangat tinggi untuk dipanjat, "kata Ngalimin.





Ia jelaskan, meski hasilnya tidak seberapa dengan harga setiap 10 buah ketupat hanya Rp8 ribu rupiah. Namun disaat pandemi Covid-19 ini, setidaknya bisa membantu perekonomian keluarga. Apalagi saat hari Raya Idul Fitri, anak-anak menuntut punya baju baru.





"Saya rasa ini harapan setiap orang, seiring dengan hari berkah di bulan Ramadhan ini, semoga pandemi Covid-19 segera bisa cepat berakhir. Agar roda kehidupan bisa berjalan normal kembali seperti sedia kala, "tutupnya.**


TerPopuler