![]() |
Peta jalur mobil cold diesel mengangkut kayu diduga hasil dari perambahan hutan lindung Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu |
RIAUEXPRESS, BENGKALIS - Pengerusakan Hutan Lindung dengan melakukan pembabatan secara liar (ilegal) terhadap Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB) hingga kini terus-terusan terjadi.
Bahkan sesuai laporan masyarakat setempat, bahwa setiap malam jumlah kendaraan roda enam jenis colt diesel hingga 10 unit, keluar masuk dari hutan tersebut dengan mengangkut kayu yang telah diolah.
Sedangkan, Cagar Biosfer GSK-BB merupakan kawasan satu-satunya konservasi internasional di Provinsi Riau, yang ditetapkan sebagai cagar biosfer tahun 2009 oleh UNESCO. dan jika terus dibiarkan, dipastikan bencana alam mengancam keselamatan penduduk.
Hal itu disampaikan masyarakat setempat dengan panggilan Sabri, bahwa ia akui kebanyakan masyarakat di siak kecil tidak berani untuk bercerita, apalagi melapor ke aparat meski melihat secara langsung kendaraan melintas mengangkut kayu olahan yang diduga berasal dari hutan lindung tersebut.
![]() |
Contoh kayu olahan temuan di jalan yang diduga hasil dari perambahan hutan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu |
"Secara umum saya tak tahu apa penyebab masyarakat takut melapor ke aparat. Tapi kemungkinan saja ada sosok yang ditakuti oleh masyarakat jika dugaan perbuatan pidana dengan melakukan perambahan hutan lindung ini dilaporkan ke aparat, "ujar dia secara berbisik, Selasa (10/06/25).
Ia jelaskan, mobil cold diesel yang mengangkat kayu olahan yang diduga berasal dari pengerusakan hutan lindung tersebut diangkut dari Desa Sei Linau, kecamatan Siak Kecil setelah dikeluarkan dari hutan, kemudian mobil itu melintas desa Sadar Jaya, dan kayu yang telah diolah menjadi kepingan papan itu dikumpulkan di desa Sei Pasung-Siak Kecil.
"Mereka beroperasi jelang dini hari mulai pukul sekitar 00.00 WIB. Kemudian sesampainya dikumpulkan di Sei Pasung, kemudian akan diangkut kembali untuk dibawa ke kota Pekanbaru maupun kota Dumai, "terang Sabri lagi.
Menurut UNESCO, Cagar Biosfer GSK-BB itu memiliki keunikan, sebagai zona inti taman nasional, berbeda dengan cagar biosfer tempat lain. Sedangkan luas GSK-BB mencapai 705.721 hektar yang terbagi menjadi tiga zona, yaitu area inti, area penyangga, dan area transisi.
"Maksud area inti itu berfungsi untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan ekosistem. Kemudian area penyangga untuk kegiatan yang tidak merusak ekosistem, dan terakhir area transisi sebagai ajang kegiatan pertanian dan pembangunan yang berkelanjutan, "tutup Sabri lagi.**