![]() |
Kampus IAIN Datuk Laksamana Bengkalis |
RIAUEXPRESS, BENGKALIS - Sebanyak 79 dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Datuk Laksamana Bengkalis dikabarkan menandatangani petisi yang berisi tuntutan reformasi kepemimpinan sekaligus evaluasi terhadap kinerja Kepala Bagian Administrasi Umum, Akademik, dan Kemahasiswaan (AUAK).
Petisi ini lahir dari keresahan akademisi yang menilai roda kepemimpinan di lingkungan kampus belum berjalan sesuai prinsip tata kelola yang baik. Dan lembaran petisi ini telah beredar, Kamis (25//9/25).
Para dosen menekankan perlunya langkah serius untuk memperbaiki arah kebijakan agar lebih aspiratif, transparan, dan mengutamakan kepentingan pengembangan kampus dan sivitas akademika.
Kemudian, mereka menilai cara dan arah kepemimpinan Rektor hari ini terkesan disetir oleh Kabag AUAK yang merasa berkuasa di lingkungan kampus.
Selanjutnya, Kabag AUAK yang dianggap memiliki peran vital dalam mendukung kelancaran administrasi akademik, namun kinerjanya dipandang tidak maksimal, tidak transparan dan acap kali melontarkan kata-kata tidak layak terhadap dosen.
Petisi ditandatangani lintas fakultas dan jurusan ini mencerminkan keresahan yang cukup luas di kalangan tenaga pendidik.
Salah seorang dosen yang ikut menandatangani dan enggan namanya dipublikasikan menegaskan, bahwa langkah tersebut bukan bertujuan memperuncing konflik, melainkan sebagai dorongan perbaikan agar tercipta lingkungan akademik yang sehat dan kondusif.
"Setiap keputusan kebijakan diputuskan sendiri tanpa melibatkan akademika, infrastruktur fasilitas kampus tidak dapat perhatian, belum lagi kepemimpinan Rektor yang kami kesan seperti dikendalikan, "ucapnya.
Rektor IAIN Datuk Laksemana Bengkalis Dr. H. Abu Anwar M.Ag membenarkan ada petisi lebih dari 80 persen dosen tersebut. Namun ia menyangkal hal tersebut bukan petisi melainkan upaya dialog.
"Bukan petisi itu, tapi dialog biasa biasa saja,"katanya ketika dihubungi wartawan jelang siang ini.
Abu Anwar jelaskan, tidak ada masalah serius yang terjadi di manajemen kampus kendati sebagian besar dosen menandatangani petisi tersebut.
"Kita transparan kok dalam penggunaan anggaran, tidak ada rahasia apalagi yang disembunyikan. Kalau bagi saya tidak ada masalah, menurut saya biasa sajalah untuk peningkatan, terserah orang menilai yang penting saya bekerja sesuai dengan diamanatkan kepada saya, "pungkasnya.**