Foto istimewa |
RIAUEXPRESS, BENGKALIS - Bupati Bengkalis Kasmarni melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Bengkalis Toharudi menggelar audiensi terkait Program Pencegahan Pengendalian Aids Tuberculosis Malaria (PP-ATM) bersama Asosiansi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) Perwakilan Riau di Kantor Bupati Bengkalis, Senin (17/04/23).
Dalam kata sambutan, ia mengatakan bahwa, pemerintah daerah perlu memprioritaskan program untuk peningkatan deteksi penanggulangan dan pencegahan pada Aids, Tuberkulosis dan Malaria.
"Upaya penanggulangan dan pencegahan ini, tentunya kita tidak bisa bekerja sendiri melainkan butuh kolaborasi dan kerjasama antara Pemerintah, Dinas terkait seperti Dinas kesehatan dan Pendidikan, masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat, "ungkap Bupati.
Disampaikan, bahwa untuk penanggulangan dan pencegahan ATM ini juga kita membutuhkan dana, dimana dana ini sudah disiapkan, tinggal kita melaksanakan, makanya kami harap kepada dinas yang berkompeten yakni Dinas kesehatan kiranya menentukan upaya yang sangat penting untuk kita lakukan.
"Dan kami juga mengucapkan terimakasih dan apresiasi kepada Dinkes yang telah peduli kepada masyarakat terkait penyakit ATM ini, Mudah-mudahan kedepannya ATM untuk Kabupaten Bengkalis bisa diturunkan. Dan Mari kita tingkatkan kepedulian kita terhadap ATM, "ajaknya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Bengkalis Irawadi menjelaskan kondisi penyebaran ATM di Kabupaten Bengkalis.
Ia menyebutkan pertemuan perlu diadakan untuk perkenalan silaturahmi dari program ATM Aids, Tuberkolosis dan Malaria percepatan imunisasi di tiga penyakit ini, ketiga penyakit ini ada di Kabupaten Bengkalis.
Saat ini Aids cukup banyak di Kabupaten Bengkalis, khususnya di Kecamatan Mandau, Aids lebih banyak ke arah LGBT, dilapangan erat hubungannya dengan LGBT. Begitu juga Tuberkulosis di Kabupaten Bengkalis cukup tinggi, target kami tahun ini semua orang yang terduga terjangkit Tuberkulosis kami periksa.
"Untuk Malaria sejak tahun 2016 kita sudah dinyatakan bebas dari malaria, tetapi perlu dilakukan survei tempat-tempat yang berisiko berkembangnya nyamuk malaria, "papar Irawadi.
Turut hadir, Tim Surveilans KLB Provinsi Riau, Perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Dinas Kesehatan Bengkalis, Bappeda Bengkalis, Baznas Bengkalis, Dinas PMD Bengkalis, RSUD Bengkalis, Diskominfotik Bengkalis dan Dinas Sosial Bengkalis.**infotorial.