![]() |
| Foto Istimewa |
RIAUEXPRESS, BENGKALIS - Seorang tokoh pemuda Suku Sakai, Andika, mengecam keras insiden bentrokan yang terjadi di area perkebunan PT Sinar Inti Sawit (SIS), Kabupaten Bengkalis, pada Selasa (22/12/25) siang hingga sore hari. Bentrokan tersebut melibatkan anggota kerja sama operasi (KSO) PT Palma Agung Bertuah dengan karyawan PT SIS dan mengakibatkan sejumlah korban luka berat.
Menurut Andika, peristiwa tersebut telah mencederai marwah dan martabat negara. Ia menegaskan bahwa lahan perkebunan PT SIS diketahui telah disita secara resmi oleh negara karena berada di dalam kawasan hutan.
“Kami mengecam keras perlawanan yang dilakukan oleh pihak PT SIS. Negara sudah menyita aset tersebut secara sah, namun masih terjadi tindakan kekerasan hingga menimbulkan korban luka serius,” ujar Andika, Selasa (22/12/25).
Dikatakan, dalam insiden tersebut terdapat korban yang mengalami luka parah, di antaranya luka tusuk hingga kehilangan anggota tubuh. Sehingga tindakan itu dinilai sebagai bentuk perlawanan terbuka terhadap negara dan hukum yang berlaku.
Andika mendesak aparat penegak hukum, mulai dari Kapolda Riau, Kapolres Bengkalis, hingga Kapolsek setempat, agar bertindak tegas dengan menangkap para pelaku serta mengusut tuntas aktor intelektual di balik bentrokan tersebut.
“Tidak mungkin karyawan bertindak sejauh itu tanpa arahan. Kami menduga ada perintah dari pimpinan perusahaan. Karena itu, kami meminta agar pimpinan PT SIS segera diperiksa secara menyeluruh, "tegasnya.
Ia juga meminta Kejaksaan Tinggi Riau untuk melakukan audit dan pemeriksaan terhadap PT SIS. Ia menduga aktivitas perusahaan tersebut telah menimbulkan kerugian negara serta keresahan di tengah masyarakat.
Sebagai perwakilan pemuda Suku Sakai, Andika mengimbau masyarakat Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis, agar tetap menjaga ketertiban dan tidak mudah terpancing provokasi.
“Jangan sampai marwah kampung kami diinjak-injak oleh korporasi yang hanya mementingkan keuntungan. Jika negara saja dilawan, apalagi masyarakat awam,” ujarnya.
Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) juga diminta untuk mengambil langkah adat terhadap pimpinan PT Sinar Inti Sawit yang dinilai telah menimbulkan kegaduhan dan konflik sosial di wilayah tersebut.
“Kami tidak terima kampung kami diacak-acak. Negara tidak boleh kalah dan lemah di hadapan korporasi mafia, "pungkas Andika.**

