![]() |
Foto Istimewa |
RIAUEXPRESS, BENGKALIS - Sebuah video yang mempertontonkan sejumlah muda mudi di Pulau Bengkalis berjoget atau dugem viral di media sosial tiktok. Hal itu diunggah akun bernama QuenNur_Wanita Gacorr.
Dalam video, memperlihatkan puluhan orang berjoget diiringi dengan musik keras dan lampu warna warni dipandu seorang disk jockey (DJ).
"Bukan Bengkalis kalau tak tembak",ucap pemilik akun pada postingannya.
Ketika media menelusuri akun yang memposting video. Sempat ditonton lebih dari 33 ribu penonton, akun dengan video viral sehari lalu tersebut mendadak menghilang.
Kemudian Minggu (03/05/25) malam, sempat menelusuri lokasi viral sesuai video yang saat ini menjadi perbincangan warga. Ternyata lokasi ini berada di Jalan Pasar Lama atau disering disebut pelabuhan camat Bengkalis Kelurahan Bengkalis Kota Kecamatan Bengkalis.
Tempat tersebut berada di lantai II sebuah ruko menghadap ke Selat Bengkalis bernama Cafe Laut Biru. Benar saja, ruangan seperti di video viral berada di dalamnya. Terlihat sejumlah pengunjung sedang bernyanyi karaoke dan sebagian lagi duduk di kursi yang berada di dalam.
Selain lokasi tadi, berdekatan dengan itu ada tempat hiburan lain. Namun stelnya berbeda. Tempat ini bernama BBC. Di sana merupakan wahana permainan olahraga Billiard berada di lantai atas sementara room karaoke berada di lantai I. Di sana terjual berbagai merk minuman keras dengan harga berbeda.
"Di sini lengkap bang, ada (minuman) Kawa Kawa, Soju, Anggur Merah, "ucapnya menawarkan minuman.
Warga Bengkalis Rio menyayang hal adanya tempat hiburan marak di Pulau Bengkalis. Menurutnya, budaya seperti ini tidak sesuai dengan kultur dan budaya masyarakat Pulau Bengkalis yang agamis.
"Saya lihat video, terkejut juga baru ini tahu di Bengkalis ada tempat dugem,"katanya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bengkalis Amrizal bernada sama. Menurutnya, tiga tahun lalu pihaknya sudah merespon persoalan tersebut.
"3 tahun yang lalu MUI Bengkalis sudah merespon persoalan itu, "ujarnya.
Ia menegaskan, semua pihak harus duduk semeja untuk menyelesaikan persoalan ini.
"Kalau mau menyelesaikannya, Pemerintah Kabupaten, TNI, Polres, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya harus duduk semeja, "pungkasnya.**