https://bugaruche.com/dAmKFnzWd.GoNiv-ZDGvUM/DeFm/9EupZZUsl/kFPSTuY/ywNqDUcRx/N/j/A/taNCjaIZ0sNDz/E/2hMaQE Buya Amrizal: HSN Jadikanlah Momen Tepat untuk Perbaikan Management Pesantren -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Buya Amrizal: HSN Jadikanlah Momen Tepat untuk Perbaikan Management Pesantren

, Oktober 20, 2025
Ketum MUI Kabupaten Bengkalis, Buya Amrizal

RIAUEXPRESS, BENGKALIS - Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama' Indonesia (MUI) Kabupaten Bengkalis, Buya Amrizal mengatakan, bahwa dalam menyikapi berbagai peristiwa terakhir yang menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat terkait pondok pesantren.


Mulai dari peristiwa salah satu bangunan pondok pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo yang ambruk hingga menewaskan puluhan santri, kemudian  keterlibatan para santri dalam pekerjaan pembangunan gedung pesantren Lirboyo, sampai tayangan  program xpose uncensored Trans7 yang dianggap telah mendiskreditkan kiyai dan tradisi di Pesantren.


"Oleh sebab itu, seiring akan menyambut peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 yang akan. jatuh dua hari lagi tanggal 22 Oktober, maka hal itu menjadi momentum yang paling tepat bagi pondok pesantren untuk melakukan refleksi dalam rangka perbaikan manajemen kepesantrenan, sehingga pendidikannya senantiasa memberikan rasa aman, nyaman, dan kondusif bagi para santri dan masyarakat, "katanya, Senin (20/10/25).


Kemudian, pemerintah baik pusat maupun daerah juga harus menaruh perhatian serius dan kepedulian yang besar terhadap penyelenggaraan pendidikan pesantren, sesuai dengan amanah undang-undang nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren. Dimana pemerintah dapat membantu penyelenggaraan pendidikan pesantren, seperti peningkatan fasilitas pesantren, bantuan operasional, bantuan beasiswa, pemberdayaan ekonomi pesantren dan sebagainya. 


"Kehadiran pemerintah dalam membantu penyelenggaraan pendidikan pesantren ini akan memperkuat eksistensi dan peran serta meningkatkan mutu pendidikan pesantren, "jelasnya.


Kemudian pondok pesantren juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan kondisi sosial di tengah-tengah masyarakat sehingga tradisi kepesantren-an dikenal oleh khalayak ramai. Dialog-dialog tentang kepesantren-an harus senantiasa ditumbuh kembangkan dan disebarluaskan melalui berbagai saluran ke publik. 


"Hal ini setidaknya menjadi salah satu ikhtiar untuk menepis isu-isu miring terkait dengan tradisi pesantren. Persepsi yang kurang tepat biasanya terbangun akibat kurangnya informasi yang komprehensif mengenai pondok pesantren, "tambah Buya lagi.


Untuk stasiun televisi, lanjutnya, ke depan dalam memproduksi program yang akan ditayangkan lewat saluran mereka, khususnya program yang berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung  dengan isu keagamaan, harus mengedepankan prinsip moderasi beragama yang toleran, anti kekerasaan dan akomodatif terhadap budaya lokal.**

TerPopuler