![]() |
| Wabup Bagus Santoso berdialog dengan Direktur Perumda Air Minum Tirta Terubuk Abel Iqbal di lokasi waduk Wonosari |
RIAUEXPRESS, BENGKALIS - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Terubuk Bengkalis terus berupaya mengatasi krisis air baku yang kembali terjadi akibat surutnya dua waduk utama di Desa Wonosari. akibat kemarau panjang sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan ribuan pelanggan.
Upaya tersebut Disokong langsung oleh Pemkab Bengkalis melalui Wabup Bagus Santoso, dengan melakukan meninjau langsung kondisi waduk bersama jajaran Perumda Air Minum Tirta Terubuk dan tenaga ahli dari Kementrian, Selasa (25/11/25).
Menurut Wabup Bagus Santoso, bahwa persoalan kebutuhan air di pulau Bengkalis ini murni dari tadah hujan, sementara kapasitas waduk dari dulu sampai sekarang tidak bertambah. Situasi seperti ini akan terjadi secara berulang.
Dijelaskan, tenaga ahli telah mulai menghitung kebutuhan air ideal untuk melayani sekitar 5.000 pelanggan, yang diperkirakan mencapai 45.000 hingga 50.000 meter kubik per bulan.
“Dengan semakin luasnya wilayah dan meningkatnya jumlah pelanggan, jelas kapasitas waduk saat ini tidak akan pernah mencukupi. Pemerintah sadar bahwa harus ada penambahan waduk. Setelah kapasitas cukup, barulah dilakukan penghijauan di sekelilingnya, "tambah Bagus.
Untuk jangka pendek, pemerintah dan Perumda Tirta Terubuk telah menyiapkan dua langkah darurat, yaitu pembuatan kanal dari arah jalan Bantan menuju waduk, serta membuka kembali aliran air dari kanal PT Meskom yang selama ini tertutup.
Sementara itu, Direktur Perumda Tirta Terubuk Bengkalis, Abel Iqbal, menjelaskan bahwa situasi darurat air baku terjadi bukan karena kegagalan produksi melainkan keterbatasan sumber air.
“Air minum tidak bisa dijual kalau air bakunya bermasalah. Semua kebutuhan produksi sudah kita siapkan. Pompa yang rusak sudah diganti dan kini normal kembali, "jelas Abel.
Namun ia menegaskan bahwa tantangan utama justru terletak pada karakteristik tanah gambut di lokasi waduk.
“Waduk kita berada di tanah gambut. Digali dua sampai dua setengah meter saja sudah lembek dan penuh lumpur. Sistemnya berbeda dengan daerah lain. Bahkan tim dari Jepang kemarin menilai idealnya kita butuh hingga 20 waduk,” paparnya.
Abel juga menekankan pentingnya menjaga kontinuitas air dari daratan agar tidak terbuang ke laut.
“Banyak air darat yang terbuang ke laut. Dengan program mencodet dan pengaturan pintu air, kita bisa menahan sebagian agar tidak hilang semuanya, "terangnya.
Selain itu, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) juga direncanakan membantu penambahan suplai air melalui jalur pengelolaan sumber daya air.
Dengan berbagai rencana jangka pendek, menengah, dan panjang tersebut, Pemkab Bengkalis berharap krisis air baku dapat ditangani secara bertahap dan keberlanjutan pasokan air kepada masyarakat dapat kembali terjamin.**

