https://bugaruche.com/dAmKFnzWd.GoNiv-ZDGvUM/DeFm/9EupZZUsl/kFPSTuY/ywNqDUcRx/N/j/A/taNCjaIZ0sNDz/E/2hMaQE Benarkah Terjadi Akal Licik di transaksi Pertalite Lewat MyPertamina ? -->

CETAK BERITA

Print Friendly and PDF

Benarkah Terjadi Akal Licik di transaksi Pertalite Lewat MyPertamina ?

, Desember 17, 2025
Transaksi BBM jenis Pertalite melalui aplikasi MyPertamina

RIAUEXPRESS, BENGKALIS – Sejumlah pengguna kendaraan di Bengkalis mengaku heran atas perbedaan nilai transaksi pembelian BBM jenis Pertalite di sejumlah SPBU dengan catatan yang tercantum pada aplikasi MyPertamina. Nilai transaksi yang terekam di aplikasi tersebut disebut lebih besar dibandingkan pembelian secara riil di lapangan.


Salah seorang warga Bengkalis, Iwan, menceritakan pengalamannya saat membeli Pertalite di SPBU Sungai Pakning ketika hendak melakukan perjalanan menuju Pekanbaru, Sabtu (14/12/25) lalu.


“Waktu itu saya beli Pertalite Rp220.000, tapi di aplikasi MyPertamina tercatat Rp300.000, "ujar seorang sopir Iwan di Bengkalis kepada wartawan, Rabu (17/12/25).


Keanehan serupa kembali ditemui dua hari kemudian saat singgah di SPBU yang sama dalam perjalanan pulang dari Pekanbaru menuju Bengkalis. Karena BBM di tangki masih tersisa sekitar separuh, Iwan hanya melakukan pengisian senilai Rp150.000.


“Namun di MyPertamina justru tercatat Rp350.000. Jelas berbeda jauh. Mana mungkin mobil kecil saya, dengan kondisi minyak masih setengah, tercatat transaksi sebesar itu, "ungkapnya.


Meski demikian, Iwan mengaku tidak ingin mempermasalahkan kejadian tersebut secara pribadi. Ia hanya berharap tidak ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan sistem aplikasi untuk keuntungan pribadi.


“Saya tidak mempermasalahkan secara pribadi, tapi jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan aplikasi ini. Ini kan minyak subsidi pemerintah, "tegasnya.


Keluhan serupa juga disampaikan Irvan, seorang pengemudi mobil di Bengkalis. Ia mengaku pernah mengalami ketidaksesuaian antara nilai pembelian BBM dengan data transaksi yang muncul di aplikasi MyPertamina, meski tidak merinci waktu kejadian secara detail.


“Saya isi BBM Pertalite Rp200 ribu di salah satu SPBU di Bengkalis, tapi di aplikasi tercatat transaksi hingga Rp800 ribu. Ini jelas aneh,” ucap pengemudi Mobilio berwarna silver tersebut.


Kondisi ini menimbulkan tanda tanya di kalangan pengguna BBM bersubsidi, khususnya terkait akurasi pencatatan transaksi digital yang sejatinya menjadi instrumen pengawasan penyaluran BBM subsidi agar tepat sasaran.


Irvan berharap pihak terkait, baik pengelola SPBU maupun Pertamina, dapat segera melakukan evaluasi dan memastikan sistem MyPertamina berjalan secara transparan dan akuntabel, sehingga tidak merugikan konsumen.


“Perlu ada struk transaksi yang diberikan kepada pembeli. Yang terjadi sekarang, petugas hanya memindai barcode, mencatat manual, sementara konsumen tidak pernah menerima bukti transaksi, "pungkasnya.**

TerPopuler