![]() |
Foto bersama di rumah dinas Wabup Bengkalis |
RIAUEXPRESS, BENGKALIS - Rombongan Perwakilan dari Perkumpulan Bakso Seluruh Riau (PBSR) mencapai seratusan orang berkunjung ke Rumah Dinas Wakil Bupati Bengkalis Dr Bagus Santoso di jalan Antara, kota Bengkalis, Rabu (27/05/25) malam.
'Kacang Ora Ninggal Lanjaran', begitulah perkataan falsafah jawa untuk sebutan yang cocok bagi seratusan penjual bakso yang mengatasnamakan PBSR itu, ketika melakukan kunjungan ke Bengkalis bertujuan untuk menjumpai Sang Maestro Persatuan yang merupakan pencetus PBSR tersebut (Bagus Santoso).
Mereka sadar, tanpa Maestro itu hadir di tengah-tengah mereka, dimungkinkan akan terus muncul persaingan tidak sehat, dengan saling menjatuhkan, dan bahkan juga harus menghadapi preman-preman peminta setoran keamanan dengan sendirian, tanpa ada kehadiran pembelaan sama sekali dari siapapun.
Akan tetapi ketika Sang Maestro Persatuan hadir ketika masih menjabat anggota DPRD Riau itu, dengan membawa solusi berbagai hal negatif yang dihadapi oleh pedagang bakso, maka lahirlah PBSR sekitar 15 tahun lalu, dengan berisikan ruh kebersamaan untuk saling bahu-membahu, senasib, dan sepenanggungan.
Sehingga, para pedagang bakso itu mulai tertata apik bertujuan untuk membangun persaingan ekonomi yang baik dan sehat, tanpa harus menjatuhkan, dan kecemburuan sosial antar mereka. Dan mereka juga sadar dengan lahirnya PBSR ini, pekerjaan yang telah digeluti itu mulai membuahkan keberkahan dengan kelancaran rezeki yang lebih baik.
Menurut Wakil Bupati (Wabup) DR Bagus Santoso, bahwa sebelumnya ia sudah membina di Pekanbaru ketika masih di DPRD provinsi dari awal pembentukan sampai juga menjadikan sebuah wadah PBSR.
"Ketika itu, banyak yang dialami pedagang bakso di kota Pekanbaru dari persoalan internal maupun eksternal, sehingga untuk solusinya adalah dengan membentuk wabah perkumpulan dengan sebutan Perkumpulan Bakso Seluruh Riau (PBSR), "terang Bagus malam tadi.
Artinya, dengan adanya UMKM jenis kuliner dagang bakso tersebut, secara fakta mampu menyerap ribuan tenaga kerja, dan penghasilan jika dihitung mencapai milyaran rupiah. Kalau di Riau ini ada 4 ribu tempat jualan bakso dan setiap kedai akan ada sekitar 3-4 tenaga kerja, sehingga dari 4 ribu jualan itu maka akan ada sekitar 12 ribu tenaga kerja.
"Untuk bicara bahan kebutuhan menyediakan bakso ini dalam penyerapan tenaga kerja, juga sudah berapa ton daging yang dibutuhkan, saus, kecap, tepung untuk membuat mie dengan membutuhkan tenaga orang, "jelasnya.
Oleh sebab itu, lanjutnya,pemerintah harus hadir dan menggandeng untuk mendukung UMKM ini berupa mempermudah izin usaha termasuk soal untuk menerbitkan sertifikasi halal, dan termasuk dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) nya dalam kualitas kulinernya untuk menopang kemandirian usaha.
Soal pemerintah menggandeng itu, karena sudah ada pengusaha bakso yang mengurus sertifikasi halal di Disdagprin Bengkalis dengan membayar Rp 5-6 juta, sedangkan untuk mengeluarkan sertifikasi halal itu gratis. Dan itu bukan kebijakan Pemerintah, tapi ada dugaan oknum honorer yang bermain.
"Kemudian pemerintah juga harus mendukung itu, mohon maaf pemerintah jangan sampai menekan pajak terhadap usaha mikro ini, karena para pedagang kuliner ini belum tentu bisa menghasilkan pendapatan lebih, selain cukup untuk kebutuhan keluarga, "harap Wabup Bagus
Sementara itu, Ketua PBSR, Muntari menyampaikan, bahwa kedatangan rombongan PBSR untuk bersilaturahmi ke Wabup Bagus Santoso tersebut, agar para pedagang bakso di Riau dapat dukungan penuh dari pemerintah, agar para pedagang bakso juga bisa memberikan kontribusi terbaik kepada pemerintah.
"Untuk saat ini anggota PBSR sudah tembus 3.200 pedagang bakso. Untuk di Bengkalis baru akan kita bentuk PBSR tingkat Kabupaten. Untuk di tempat lain juga sudah ada yang berdiri yaitu di Kampar, dan beberapa daerah lain. Kemudian akan kita kembangkan sayapnya sampai di Kabupaten/Kota se Riau, "jelasnya.
Dijelaskan, banyak manfaat bagi para pedagang bakso masuk dalam wadah PBSR, terutama dalam segi harga bisa kita seragamkan tanpa harus bersaing tak sehat. Dan dengan adanya PBSR ini dapat menciptakan kebersamaan dalam usaha kedepan lebih baik.
"Saran kami bagi para pedagang bakso, yang belum mengantongi berbagai legitimasi usaha untuk bisa mengurus izin usaha, sertifikasi halal, BPOM dan izin lainnya, sehingga dalam usaha nantinya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, "tutupnya.
Dalam kegiatan ranah-tamah para pedagang bakso PBSR di Rumah Dinas Wabup Bengkalis Bagus Santoso tersebut, juga dihadiri Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Ismail dan Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian, Zulpan.**