![]() |
Balita menangis di antrian RoRo Air Putih menunggu kapal dari pelabuhan Sei Selari yang tak kunjung juga terlihat |
RIAUEXPRESS, BENGKALIS - Pagi ini, Senin (25/08/25), di tengah menunggu Kapal RoRo lantaran hanya 1 armada yang beroperasi, terdengar jeritan balita dengan diiringi raut muka kecewa seorang wanita hamil dan lansia di sekitaran antrian Pelabuhan Penyeberangan RoRo Air Putih dan juga di Sei. Selari.
Hal itu menunjukkan buruknya pelayanan penyeberangan RoRo yang tidak pernah berubah-ubah sejak ada layanan penyeberangan Kapal RoRo puluhan tahun silam hingga sampai saat ini.
Hal itu juga sepertinya tidak dijadikan bahan evaluasi pihak Pemerintah Daerah untuk melakukan pembenahan, akan tetapi seakan mereka terus membiarkan hal itu terjadi tanpa memberikan solusi terbaik. Ntah apa yang mereka inginkan sebenarnya, saya tidak tahu.
Sedangkan kehidupan bersosial berupa menjalin interaksi dengan masyarakat luas dalam menjalani hidup sehari-hari sepertinya masih impossible bagi masyarakat Pulau Bengkalis, apabila tidak dilakukan pembenahan total terhadap pelayanan penyeberangan RoRo Air Putih (Pulau Bengkalis) - Sei. Selari (Pulau Sumatera).
![]() |
Antrian kendaraan di pelabuhan RoRo Air Putih Bengkalis |
Kemudian Pulau Bengkalis juga merupakan pusat Kota Kabupaten yang seharusnya sudah memiliki akses terbaik untuk menyelesaikan berbagai urusan yang berhubungan dengan pemerintahan ataupun hajat orang banyak seperti kebutuhan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Akan tetapi sepertinya sangat sulit untuk diwujudkan, lantaran akses lintas pulau antara Bengkalis - Sumatera yang dibelah oleh Selat Bengkalis hingga sampai saat ini tembus 80 tahun Indonesia Merdeka dalam pelayanannya tidak terjadi perubahan sama sekali, dengan artian sungguh sangat mengecewakan.
Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bengkalis dinilai telah lepas tangan dan tidak mau bertanggung jawab terhadap masyarakat Pulau Bengkalis untuk bisa berinteraksi dengan masyarakat luas yang sedang membawa berbagai masalah kehidupan dalam bermasyarakat.
Ini dapat disimpulkan bahwa, semakin parah dan semrawutnya pelayanan penyeberangan RoRo Air Putih-Sei Selari yang dikelola Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bengkalis tersebut, yang seakan sudah tidak mengikuti sifat manusiawi lagi. Dan menunjukkan Dishub tidak ada keberdayaan dalam pengelolaan penyeberangan RoRo.
Dishub Bengkalis seakan tak bergeming dengan keadaan antrian kendaraan dan orang yang hilir mudik di penyebrangan tersebut. Anehnya ketika ada salah seorang anggota dewan yang berteriak agar Bupati Bengkalis segera mencopot pimpinan Dishub tersebut, kini telah lenyap ditelan angin laut selat Bengkalis. Di sana tak ada sahutan, tak ada sambutan bersahut dari Pimpinan Daerah.
Miris jika kita melihat di kedua pelabuhan penyeberangan tersebut berjuta alasan keluar dari mulut petugas ketika masyarakat bertanya ada apa gerangan pelayanan RoRo?. Sebab jawaban hanya berupa desiran angin laut dan ombak yang seakan terdengar sangat merdu, namun sejatinya suara kekecewaan yang sudah melewati batas kesabaran.
Sampai kapankah penanggungan masyarakat Pulau Bengkalis ini akan berakhir ?. Entahlah, sepertinya tak kan ada sahutan gemuruh wakil rakyat kembali yang siap berargumen di meja sidangnya terhadap buruknya pelayanan RoRo tersebut.**
Wan Muhammad Sadri
Penggiat Sosial